A. PENGANTAR
Hari ini Ahad, 2 Mei 2021 adalah Hari Pendidikan Nasional Ketika Presiden dan Mas Menteri Nadiem menggulirkan tagline SDM Unggul Indonesia Maju. Selaku pendidik yang aktif dalam kepramukaan atau kepanduan, penulis ingin melihat pesan yang disampaikan dalam diskusi podcast tersebut dalam konteks bagaimana hendaknya membumikan jiwa pandu dalam Pendidikan kekinian. Selain terinspirasi dari materi diskusi dua petinggi negara diatas, kebetulan satu minggu sebelumnya Ahad, 25 April 2021 penulis juga berkesempatan mengikuti pengajian online Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah New South Wales (PRIM-NSW) Australia. Acara yang berlangsung selama satu setengah jam (07:00 - 08:30 WIB) itu berhasil dikemas secara santai dan apik oleh moderator Nurwanto seorang mahasiswa Pasca di Perguruan Tinggi Negara Kanguru Western Sydney University utusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tema diskusi didasari atas kesadaran bahwa muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan sosial dirasa lebih populer dibandingkan sebagai gerakan ekonomi. Untuk itu, Suara Muhammadiyah (SM) sejak November 2020 menawarkan platform LOGMART, sebuah bisnis retail dibawah PT. Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah yang disiapkan untuk penumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga persyarikatan dan simpatisan serta masyarakat umum lainnya di manapun berada.
Antusiasme penulis untuk mengikuti diskusi online tematik ekonomi oleh ranting luar negeri ini salah satunya dalam rangka menjajaki kolaborasi program aksi hasil Rapat Kerja Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten, Ahad 11 April 2021 yang menetapkan Program Prioritas Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) menjelang Muktamar 2022 adalah menggerakkan ranting sebagai organ potensial di bidang ekonomi wisata dan industri kreatif tingkat desa. Untuk itu selaku Ketua MPM pendidik dosen dan Ketua Lembaga Sertifikasi Politeknik Negeri Media Kreatif dan mendapat mandat sebagai Dekan di Parinkraf-UMT, dalam konteks mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), penulis perlu mendalami berbagai informasi peluang kerjasama kewirausahan dengan berbagai pihak? Hal ini tentunya menjadi bagian dari upaya mencari mitra implementasi delapan jenis belajar merdeka (magang, bangun desa, poyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, proyek independen, pertukaran pelajar, riset, asistensi mengajar) sebagaimana ilustrasi berikut.
Untuk memastikan semua infomasi diatas, penulis tidak mau hanya menunggu momentum diskusi online, akan tetapi semua infomasi coba diserap, dikaji dan dipilah pilih satu hari sebelum acara dilaksanakan, penulis sudah melakukan kontak watchup dengan narasumber Bapak Deni al Asyari selaku penggagas Bisnis Retail LOGMART dan Direktur Utama PT. Syarikat Cahaya Media/ Suara Muhammadiyah. Upaya pencarian informasi sebanyak dan sedetail mungkin karena dipundak penulis ada tanggung jawab akademis selaku pendidik atau dosen, tanggung jawab aktivis sebagai Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Pembina Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, serta tanggung jawab komunitas selaku waga lingkungan dimana Inkubator Bisnis dan Usaha (IBU) Muhammadiyah Business Centre (MBC) sebagai model dimulai dengan acara tasyakuran bersama warga dan tokoh masyarakat Pondok Rejeki satu hari sebelum ramadhan 1442 H. Semua ini dilakukan untuk memastikan gerak langkah pemberdayaan masyarakat benar-benar didasari pada prinsip organisasi pembelajar dibawah kendali ormas berkemajuan muhamamdiyah.
Baca Juga :
Untuk tidak dianggap memonopoli infomasi, satu hari sebelum acara mulai, infomasi ngaji Ramadhan tematik ekonomi ini sudah penulis sebar di grup wathcup dosen Parinkraf dengan harapan informasi Peluang sinergi konsep LogMart dengan IBU-MBC sejatinya bisa menjadi momentum bangun sinergi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dimana keterlibatan dosen dan mahasiswa secara lebih massif dimungkinkan sebagai bagian dari proses pembelajaran yang diakui secara akademis. Terlepas dari yang hadir mewakili dosen hanya penulis sendiri, bak gayung bersambut, sekitar satu jam setelah penulis selesai mengikuti acara webinar di rumah penulis hadir tiga remaja lingkungan yang sebelumnya sudah berjanji ingin melakukan wawancara penulis selaku mantan ketua Rw dua periode 2000-2006, perihal perkembangan lingkungan dan desa kutabaru secara umum. Untuk itu, artikel SDM Unggul Indonesia Maju ini sengaja penulis beri anak judul Sebuah Upaya Menangkap Pesan Presiden dan Mas Menteri dari Perspektif Kepanduan.
Berselang satu minggu setelah rekaman video diskusi lingkungan dengan remaja lingkungan, dalam acara silaturrahim pengurus ranting (25 April 2021) telah disepakati untuk memberdayakan pengurus melalui otimalisasi pengelolaan Inkubator Bisnis dan Usaha Muhamamdiyah Business Centre (IBU-MBC) yang sudah diadakan softlauchingnya satu hari sebelum Ramadhan (1 Maret 2021). Semua sepakat menjadikan IBU-MBC sebagai amal usaha ranting dan berharap akan muncul di ranting-ranting berikutnya dengan tagline One Village One Scout. Gagasan ini pun disambut gembira oleh Anang Zaelani yang kerap dipanggil Jaro Van Banten selaku mahasiswa kolonial Parinkraf yang ikut mendampingi kunjungan dekanat dalam acara Sosialisai Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Desa Wisata di Kantor Desa Kutabaru Pasar Kemis siap sukseskan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui tiga wilayah Bina Sehat, Bina Ilmu dan Bina Usaha.
B. IBU-MBC dalam Peta Kompetensi Wirausaha Pandu
Data menunjukkan bahwa dari 1.283 Desa yang ada di Banten sampai saat ini sudah terbentuk sebanyak 300 ranting yang tersebar di 8 Kabupaten Kota, 155 kecamatan dan 313 kelurahan. Untuk terwujudnya program satu desa satu wirasausaha pandu atau One Village One Scoutpreneur, Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan siap sukseskan visi Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang sebagai lembaga pencetak wirausaha kreatif serta lembaga Inkubator Bisnis dan Usaha (IBU) Muhammadiyah Business Centre (MBC) Ranting Pondok Rejeki menjadi model: IBU-MBC Hidupkan Ranting Majukan Persyarikatan Untuk Indonesia Hebat.
Lebih lanjut, penulis selaku Dekan Parinkraf-UMT menjelaskan bahwa pembentukan IBU-MBC adalah salah satu upaya kongkrit UMT dalam menginisiasi adanya laboratorium wirausaha sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Desa Wisata melalui tawaran kepada seluruh pemuda yang berminat kuliah sambal berwirausaha dengan menjadi inisiator pembentukan IBU-MBC di wilayah tempat tinggal masing-masing. Kita ingin mencetak para pelaku wirausaha kreatif dalam bingkai skema kompetensi wirausaha pandu sebagaimana tampak pada gambaran capaian akademis dalam peta karir wirausaha pandu atau Scout Enterprsneurship Career Map berikut.
Mencermati konsep Robert Kiyosaki apabila dibaca dalam skema pembinaan kader kepanduan diatas dengan kalkulasi rentang usia dan jika dikonversikan kedalam skema kompetensi yang dikembangkan kementrian terkait, setidaknya seorang yang bermental pandu mestinya ada pada sembila area kompetensi wirausaha mulai dari tingkatan terendah follower sampai tingkatan tertinggi achiever. Untuk itu pengisian google form https://bit.ly/3mRyGE2 diperlukan dengan tujuan agar memperoleh berbagai informasi dan peluang usaha serta beasiswa kuliah. Beasiswa dalam bentuk Gratis uang daftar dan 50% DSP diberikan dalam rangka Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Desa Wisata yang akan digulirkan bersama Pemerintah Daerah khususnya Dinas Pemberayaan Masyarakat, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan dan Dinas Pendidikan. Adapun program studi yang dapat dipilih mencakup (1) Prodi Pariwisata, (2) Prodi Periklanan, (3) Prodi Transportasi, (4) Prodi Desain Komunikasi Visual. Detail informasi silahkan klik www.parinkrafumt.ac.id.
Salah satu alasan penting pembentukan IBU-MBC adalah adanya fakta sekitar 1.300 pelaku UMKM Pengrajin Kulit (Sepatu, Sendal, Tas) yang perlu sentuhan akademis berupa kajian branding dan jejaring usaha sejenis dengan merek dagang PAKEMS (Akronim dari kata Pasar Kemis). Untuk itu, Temu Online Ranting Pondok Rejeki Vs Ranting Australia telah menginpirasi mahasiswa pengelola podcast kreatif (Reza, Dimas, Laras, Rajes, Fajar, Triyan, Maya) agar menjadikan Hasil Temu Online tersebut sebagai Sebuah Tawaran Transformasi Pendidikan Untuk SDM Unggul Indonesia Maju Pola Kepanduan di Hari Pendidikan Nasional 2021. Ilustrasi berikut menggambarkan peran lembaga inkubasi yang dapat dilaksanakan sebagai bentuk kerjasama dosen dan mahasiswa dalam skema kebijakan merdeka belajar kampus merdeka melalui lima program aksi, yaitu: Penguatan Pelaku UMKM, Penguatan Produk dan Jasa, Penguatan Tatakelola, Digitalisasi, dan Pemasaran.
C. IBU-MBC Branding PAKEMS Sebagai Merek Dagang Usaha Pengrajin Kulit Pasar Kemis
Pasar Kemis terkenal dengan kumpulan pengrajin kulit yang memproduksi sepatu, sendal dan tas yang berkualitas. Branding merek PAKEMS oleh IBU-MBC Pondok Rejeki sejalan dengan hasil audiensi tim dekanat Fakultas Parinkraf UMT ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Banten, Rabu 23 Maret 2021 perihal komitmen sinergi Hexhahelix memberdayakan masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA) Kepariwisataan. Semoga upaya kerjasama sinergi Beasiswa Pemuda Penggerak Desa Wisata yang ditawarkan oleh Rektor UMT, Dr.Ahmad Amarullah, M.Pd menjadi bukti kongkrit ormas berkemajuan Muhammadiyah dalam membangun bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan Makmur. Semoga dengan sikap konsisten dan program berkelanjutan, apa yang dilakukan Fakultas Parinkraf-UMT ini sejalan dengan empat tata nilai utama yang rumusannya lahir dari perilaku yang dianut oleh kader kepanduan sebagaimana terdapat dalam sepuluh janji yang ada dalam Undang-Undang Pandu Hizbul Wathon, yaitu: (1) dapat dipercaya, (2) setia teguh hati, (3) wajib menolong dan berjasa, (4) suka perdamaian dan persaudaraan, (5) sopan santun dan perwira, (6) menyayangi semua makhluk, (7) melaksanakan perintah dengan ikhlas, (8) sabar dan pemaaf, (9) teliti dan cermat, (10) suci hati, pikiran perkataan dan perbuatan,
Secara historial keberadaan IBU adalah bagian dari rangkaian sukses membangun gedung sekolah kepanduan di kampung Kompol Baduy, sejak Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwartir Wilayah (GKHW) Banten diresmikan September tahun 2007. Kiprah komunitas pandu kreatif tersebut pernah disampaikan dalam sebuah acara lokakarya di Balai Latihan Kaliurang 2016 dengan harapan agar pada tahun-tahun mendatang terbangun komunitas wirausaha mandiri jaringan kreatifitas rumah pandu di semua wilayah propinsi Indonesia. Secara khusus juga disampaikan bahwa Hw Banten mendapat kepercayaan dari pimpinan Universitas Muhammadiyah Tangerang terlibat dalam proses rintisan dan pendirian Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif.
Berbekal majalah komunitas B’Scout Creative, konsep wirausaha jaringan rumah pandu telah diperkenalkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbud dalam sebuah lokakarya di Bogor (Oktober 2011). Alhamdulillah pada akhir tahun 2011 IBU dipercaya melakukan pendampingan kepada lembaga penerima dana stimulan aksara kewirausahaan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) di wilayah Sumatera Barat (6 PKBM), Yogyakarta (3 PKBM), DKI (3 PKBM) dan Banten (5 PKBM). Kepercayaan dari pihak pemerintah ini telah menjadi sumber motivasi dan energi pendorong agar pada tahun-tahun mendatang akan terbangun komunitas wirausaha mandiri jaringan kreatifitas Rumah Pandu di semua wilayah Propinsi Indonesia yang tentunya dapat diinisiasi oleh masing-masing wilayah (Kwarwil) Kabupaten/ Kota (Kwarda), Kecamatan (Kwarcab) dan ditingkat amal usaha sekolah dan pendidikan tinggi maupun pemukiman (Qabilah).
Dari hasil pendampingan tersebut, berikut ini beberapa rekomendasi kebijakan yang pernah disampaikan untuk perlu dilakukan secara bersama-sama antara pihak pemerintah, lembaga pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat, antara lain:
1. Dari sisi pemerintah, Dikmas diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam upaya fasilitasi terciptanya kerjasama sinergi antara pengelola PKBM, pelaku ekonomi UKM, lembaga pendidikan tinggi dan kelompok swadaya masyarakat yang perduli akan konsep kewirausahaan berbasis karakter bangsa.
2. Dari sisi lembaga pendidikan tinggi, Dikmas dapat menggandeng lembaga pendidikan tinggi dalam bentuk studi inovasi pencitraan melalui pembuatan kemasan produk UKM dan pengelolaan media komunitas. Ini diperlukan agar dengan pencitraan akan meningkatkan rasa percaya diri para pelaku UKM untuk berkiprah secara aktif dan mandiri yang pada akhirnya produk mereka juga dikenal di manca negara melalui media komunitas cetak maupun online.
3. Dari sisi Kelompok Swadaya Masyarakat, kepercayaan Dikmas kepada Institut Bina Usaha (IBU) akan terus dijaga dalam bentuk pendampingan lebih diarahkan kepada upaya mendorong agar setiap kelompok UKM memiliki satu galery milik komunitas sebagai wadah etalase promosi produk model UKM binaan. Secara luas, Ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi filosofi aksara kewirausahaan “berpikir bisnis kearah perbaikan” dengan optimalisasi peran Balai Warga di tingkat komunitas lapisan masyarakat terbawah sebagai wadah potensial lahirnya masyarakat kreatif di Indonesia.
Mengacu kepada rekomendasi yang disampaikan diatas maka sejatinya pembentukan lembaga inkubasi diperlukan sebagai lembaga dampingan yang fokus pada upaya inkubasi potensi kewirausahaan baik pada diri mahasiswa mapun masyarakat umum. Hal ini perlu dalam rangka mendukung fasiltasi kegiatan tridarma perguruan tinggi sebagaimana tampak pada ilustrasi berikut:
Lembaga inkubasi diperlukan agar saluran penerapan Catur Dharma Perguruan Tinggi dapat dikelola secara terencana dan terarah. Untuk itu, perubahan nomenklatur kelembagaan IBU dari penyedia jasa pelatihan dan konsultasi akan semakin menempatkan posisi strategis apabila ditambahkan unsur inovasi denga menjadi Pusat Inovasi Inkubator Bisnis Usaha (IBU) Wisata serta Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Mulai tahun 2019 IBU berubah menjadi Pusat Inovasi Inkubator Bisnis dan Usaha (IBU) sebagai unit kerja yang berafiliasi dengan Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif serta menjadi program aksi dari Qabilah Hizbul Wathan Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sesuai perkembangan maka kedepan IBU dimungkinkan menjadi bagian dari program afiliasi bagi mahasiswa maupun alumni atau masyarakat umum sebagai ujud pengabdian masyarakat dalam catur dharma perguruan tinggi yang menjadi ciri khas seluruh Perguruan Tinggi dibawah koordinasi Muhammadiyah dan Aisyiah se-Indonesia. Bagi Anda yang bergabung dalam wadah komunitas ini akan mendapatkan berbagai manfaat sebagai berikut:
1. Berkesempatan secara aktif membangun jaringan antar wirausaha lokal, nasional, regional, dan internasional melalui fasilitas jaringan online website www.ibumbc.ac.id
2. Dapat berkomunikasi langsung melalui jaringan rumah pandu yang akan didirikan di setiap kabupaten Kota Se-Indonesia.
3. Dapat menjadi perintis bedirinya komunitas wirausaha mandiri pandu di wilayah lingkungan sekitar tempat tinggal atau rumah pandu.
4. Dapat berpromosi dan melakukan transaksi langsung maupun tidak langsung antar warga komunitas sesuai dengan jenis usaha yang ditekuni masing-masing.
5. Dapat membangun jaringan turunan dari www.ibumbc.ac.id dengan membentuk situs tersendiri dengan nama subdomain www.ibumbc.....(menyesuaikan nama propinsi, kabupaten kota), misal; www.ibumbc.banten atau www.ibu.subang.com.
6. Menjadi prioritas perolehan binaan dan bantuan baik berupa informasi peluang permodalan maupun informasi kemudahan bisnis lainnya.
7. Prioritas Binaan Pendidikan dan Pelatihan serta menjadi Mahasiswa di Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang
Inkubator Bisnis dan Usaha (IBU) memberikan jasa penelitian, Inkubasi dan pendamping kewirausahaan bagi mahasiswa di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, alumni dan masyarakat umum sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Sebagai Pusat Inkubator, IBU peduli terhadap kesejahteraan masyarakat yang ingin berkembang melalui tiga program utama yaitu: Bina Sehat, Bina Ilmu, dan Bina Usaha dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan seperti mendorong para pelaku usaha untuk lebih dapat meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran. IBU menyelenggarakan program pelatihan untuk sejumlah profesi dan bidang keahlian di dunia digital yang layak untuk kaum milenial geluti berikut: